Sebaiknya semua tokoh muslim bersatu, bergabung dalam satu partai. Jangan cerai berai. Jangan lagi menunggu perolehan suara hasil pemilu 2024. Pelajaran sejarah apa lagi yang kamu dustakan. Nanti partsi islam akan tertipu, menyesal dan kecewa lagi. Cerai- berai itu melawan SUNNATULLAH.
Apakah masih belum cukup, untuk membuka pintu kesadaran kita semua, bahwa umat islam saat ini sedang diadu domba dan dicerai beraikan.
Merapatlah semua tokoh muslim dalam satu barisan yang kokoh. Nggak perlu ada masyumi reborn, nggak perlu ada partai umat, partai amanat, partai kebangkitan , partai persatuan , partai keadilan, partai gelora, partai bulan bintang dan seterusnya.
Sudah saatnya umat islam bersatu. Hanya ada satu pilihan, SATU PARTAI, yaitu partai ISLAM. Mungkin ide ini dianggap sebuah mimpi. Dan ALHAMDULILLAH kita masih bisa bermimpi. Karena ada sebagian orang, yang bermimpipun sudah nggak sanggup dan bahkan tertutup. Pada hal banyak juga mimpi yang menjadi sebuah kenyataan.
Belajarlah, untuk melepaskam ego masing-masing. Demi umat islam kedepan. Bukan demi kursi dan jabatan. Apalagi hanya demi gengsi dan uang. Karena itu semua hanya tipu daya, yang akan membuat umat islam terkapling-kapling, cerai berai tanpa kolaborasi dan kohesi. Ujungnya jadi bancaan.
Sudah bukan saatnya kita merasa paling. Apakah itu paling hebat, paling cerdas dan lain-lain. Akhiri semua perasaan paling itu. Karena diseberang sana, mereka cikikikan sambil berteriak serentak " HOREEEE ".
Berteriak " HOREEE ", karena mereka gembira ria menyaksikan semua tokoh muslim saling menafikan antara yang satu dengan yang lain. Masing-masing tokoh punya partai sendiri. Partai gurem, yang terkadang berakhir dengan " papan nama" tanpa makna.
SUPARNO M JAMIN, Pengamat Politik |
Mereka lupa atau mungkin nggak pernah belajar dari sejarah dan peringatan-peringatan dari LANGIT. Bahwa semakin banyak partai islam, atau partai yang berbasis Islam, semakin tertutup pintu kemenangan. Dari Pemilu ke Pemilu, partai islam hanya jadi gerbong terakhir, bukan gerbong paling depan atau gerbong lokomotif.
Karena hanya dapat gerbong terakhir, maka hanya kebagian sisa. Itupun hanya ala kadarnya. Daripada tidak dapat sama sekali. Pada hal secara statistik, harusnya partai islam yang jadi lokomotif KERETA NKRI.
Ini semua berakar dari cerai-berainya umat umat islam. Sehingga umat islam hanya unggul dalam statistik, tapi tak berlanjut dalam peta politik praktis. Dalam tataran politik praktis nyaris nggak dihitung lagi. Seperti buih, yang disapu oleh bsdai potik kekuasaan, yang memang kharakternya cenderung demikian.
Saatnya umat islam siuman. Kembali ke spirit al-Qur'an dan as-Sunnah ( Q.3 : 103 ). Sambil senantiasa merenung, betapa pentingnya umat islam melek politik. Syukur-syukur juga memahami geopolitik global. agar terhindar dari berbagai label yang merugikan, yang disematkan oleh para imperialisme dan kapitalisme global. Dan lebih khusus lagi, jangan sampai negeri ini menjadi TIRANI MINORITAS yang MEMINGGIRKAN MAYORITAS, yang endingnyat derita umat islam yang berkepanjangan.
Komentar
Posting Komentar