====================
Sungguh aku telah diperkosa beramai-ramai. Tanpa ampun. Tak menyisakan rasa malu.Nilai-nilai universal Pancasila hanya indah di depan podium para penguasa. Bagi para pemerkosa, Pancasila hanya dianggap sebagai kumpulan kata, tanpa makna. Sekali waktu dipidatokan. Dilain kesempatan dijadikan perisai dan alat pemukul lawan. Akibatnya semua DIAM, ketika aku diperkosa dan diperkosa.
Sungguh aku hanya bisa menjerit. Tidak bisa berbuat apa-apa. Kecuali hanya sekali-kali bisa meronta. Sampai sekarang. Aku masih terus diperkosa. Oleh orang-orang yang gagah perkasa. Tak peduli mereka bertabur bintang di atas pundaknya. Bertabur lencana di dadanya. Mereka terus memperkosa. Tanpa peduli. Tanpa nurani.
Sekali lagi, aku hanya bisa menangis dan meronta. Mereka tak peduli warga sekitarku berteriak-teriak. Karena diluar sana, ada orang yang menjaga sambil membawa alat peredam suara. Apa itu ? Uang dan mahkota. Sehingga semuanya menjadi sunyi. Sepi.... Sementara aku terus diperkosa, diperkosa dan diperkosa.
Sungguh, mereka nggak punya hati. Mereka nggak punya mata, mereka nggak punya telinga. Andaikata mereka punya hati, masih ditaruh dibawah kursi. Andaikata punya mata, masih ditaruh di bawah meja. Andaikata mereka punya telinga, masih tertinggal sudut toilet ruang paripurna.
Kini mereka semakin bebas leluasa memperkosa aku. Semua ramai-ramai memperkosa aku. Aku tak berdaya. Aku menjerit histeris. Aku ingin mati. Mati di bumi pertiwi. Bumi pertiwi yang laksana secuil tanah syurgawi, kata seorang punokawan. Tapi penduduknya banyak yang menderita, karena tersengat oleh ribuan BUZZER penguasa.
Para pemerkosa hanya berpikir kursi dan pundi-pundi. Kini air mataku telah berhenti mengalir. Setelah diperkosa dan digilir sesuai dengan kehendaknya. Tak peduli aku adalah benteng ibu pertiwi, yang mengantarkan mereka duduk di kursi. Sambil goyang kanan goyang kiri. Sekarang malah belok kiri, sambil mengangkangi pundi-pundi, hasil menjarah ibu pertiwi
Siapakah sebenarnya AKU ? AKU adalah HUKUM dan KEADILAN. Yang diperkosa dengan telanjang, dan sangat memalukan. Akhirnya SELAMAT BERJUANG PARA MUJAHID HUKUM & KEADILAN Saatnya, INDONESIA merdeka dan bermartabat.
INDONESIA RAYA 25 MARET 2021
SUPARNO M JAMIN, PUNOKAWAN POLITIK ITB-Per.
Komentar
Posting Komentar