Langsung ke konten utama

KENAPA DIPERKOSA

==================== Sungguh aku telah diperkosa beramai-ramai. Tanpa ampun. Tak menyisakan rasa malu.Nilai-nilai universal Pancasila hanya indah di depan podium para penguasa. Bagi para pemerkosa, Pancasila hanya dianggap sebagai kumpulan kata, tanpa makna. Sekali waktu dipidatokan. Dilain kesempatan dijadikan perisai dan alat pemukul lawan. Akibatnya semua DIAM,  ketika aku diperkosa dan diperkosa. Sungguh aku hanya bisa menjerit. Tidak bisa berbuat apa-apa. Kecuali hanya sekali-kali bisa meronta. Sampai sekarang. Aku masih terus diperkosa. Oleh orang-orang  yang gagah perkasa. Tak peduli mereka bertabur bintang di atas pundaknya. Bertabur lencana di dadanya. Mereka terus memperkosa. Tanpa peduli. Tanpa nurani.  Sekali lagi, aku hanya bisa menangis dan meronta. Mereka tak peduli warga sekitarku berteriak-teriak. Karena diluar sana, ada orang yang menjaga sambil membawa alat peredam suara. Apa itu ?  Uang dan mahkota. Sehingga semuanya menjadi sunyi. Sepi.... Sementara aku terus diper

KENAPA DIPERKOSA

====================

Sungguh aku telah diperkosa beramai-ramai. Tanpa ampun. Tak menyisakan rasa malu.Nilai-nilai universal Pancasila hanya indah di depan podium para penguasa. Bagi para pemerkosa, Pancasila hanya dianggap sebagai kumpulan kata, tanpa makna. Sekali waktu dipidatokan. Dilain kesempatan dijadikan perisai dan alat pemukul lawan. Akibatnya semua DIAM,  ketika aku diperkosa dan diperkosa.

Sungguh aku hanya bisa menjerit. Tidak bisa berbuat apa-apa. Kecuali hanya sekali-kali bisa meronta. Sampai sekarang. Aku masih terus diperkosa. Oleh orang-orang  yang gagah perkasa. Tak peduli mereka bertabur bintang di atas pundaknya. Bertabur lencana di dadanya. Mereka terus memperkosa. Tanpa peduli. Tanpa nurani. 

Sekali lagi, aku hanya bisa menangis dan meronta. Mereka tak peduli warga sekitarku berteriak-teriak. Karena diluar sana, ada orang yang menjaga sambil membawa alat peredam suara. Apa itu ?  Uang dan mahkota. Sehingga semuanya menjadi sunyi. Sepi.... Sementara aku terus diperkosa, diperkosa dan diperkosa.

Sungguh, mereka nggak punya hati. Mereka nggak  punya mata, mereka nggak punya telinga. Andaikata mereka punya hati, masih ditaruh dibawah kursi. Andaikata punya mata, masih ditaruh di bawah meja. Andaikata mereka punya telinga, masih tertinggal sudut toilet ruang paripurna. 

Kini mereka semakin bebas leluasa memperkosa aku. Semua ramai-ramai memperkosa aku. Aku tak berdaya. Aku menjerit histeris. Aku ingin mati. Mati di bumi pertiwi. Bumi pertiwi yang  laksana secuil tanah syurgawi, kata seorang punokawan. Tapi penduduknya banyak yang menderita, karena tersengat oleh ribuan  BUZZER penguasa.  

Para pemerkosa hanya berpikir kursi dan pundi-pundi. Kini air mataku telah berhenti mengalir. Setelah diperkosa dan digilir sesuai dengan kehendaknya. Tak peduli aku adalah benteng ibu pertiwi, yang mengantarkan mereka duduk di kursi. Sambil goyang kanan goyang kiri. Sekarang malah belok kiri, sambil mengangkangi pundi-pundi, hasil menjarah ibu pertiwi   

Siapakah sebenarnya AKU ?  AKU adalah HUKUM  dan KEADILAN. Yang diperkosa dengan telanjang, dan sangat memalukan. Akhirnya SELAMAT BERJUANG PARA MUJAHID HUKUM & KEADILAN Saatnya, INDONESIA merdeka dan  bermartabat. 


INDONESIA RAYA 25 MARET 2021

SUPARNO M JAMIN, PUNOKAWAN POLITIK ITB-Per.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGAIMANA KALAU BPIP DILIKUIDASI?

Eksistensi BPIP sebagai institusi pembinaan ideologi PANCASILA, mulai dipertanyakan oleh berbagai kalangan. Karena selama ini, BPIP selaku lembaga pembinaan ideologi PANCASILA, kinerjanya tidak jelas.Hanya gaji dan tunjangan yang jelas.  Lembaga  yang memiliki otoritas membumikan PANCASILA ini,  seharusnya memiliki daya kritis dan komitmen moral yang tinggi utamanya dalam mengawal dan memandu praktek penyelenggaraan negara yang seirama dengan nilai-nilai dasar PANCASILA.  Setidak-tidaknya, punggawa BPIP mengawal dan memandu terjaganya nilai-nilai ke Tuhanan, terjaganya nilai-nilai kemanusiaan, terjaganya nilai-nilai keadilan, terjaganya nilai-nilai kebersaman dan persatuan, terjaganya nilai-nilai demokrasi yg menjunjung tinggi hikmah  dan kearifan, serta terjaganya nilai-nilai keadilan sosial tanpa adanya kesenjangan  yang sangat radikal dan ekstrem.  BPIP bukan hanya mengurusi banjir Jakarta. Melainkan mengawal, memotret dan memandu praktek penyelenggara negara dalam menjalankan amana

KEMBALI KE UUD 1945, SEBUAH PILIHAN AKAL SEHAT, DAN LEBIH MENGHARGAI DAN MENGHORMATI PARA PENDIRI BANGSA & NEGARA

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa  UUD hasil  AMANDEMEN adalah palsu. Juga tidak kalah banyaknya mereka yang melontarkan ide dan gagasan untuk kembali ke UUD 1945 yang asli.  Gagasan ini dilatarbelakangi oleh fakta kehidupan sosial politik dan ekonomi yang  menguntungkan para penguasa dan para pemilik modal, antara lain melalui UU MINERBA dan UU CIPTA KERJA, nama lain dari OMNIBUS LAW. Diperparah lagi dengan keterbelahan masyarakat yang semakin meluas, dan membanjirnya TKA dari Tiongkok.  .  Sedangkan kaum pribumi yg mayoritas umat islam semakin terpinggirkan, baik secara ekonomi maupun politik. Tidak jarang umat Islam jadi sasaran stigmatisasi yang tiada ujung akhirnya. Antara lain, dengan label radikal, anti kebhinekaan, intoleran, teroris dan anti NKRI.  Pada hal sesungguhnya yang intoleran dan anti NKRI itu adalah  minoritas yang ingin mengangkangi kekayaan negeri ini secara ekstrem.  Betapa tidak,  1% penduduk Indonesia menguasai sekitar 45 -59 % kekayaan Nasional  ( Chusnul M